Senin, 11 Mei ’09

Hari itu lagi berhati baik sehingga aku luangkan waktu untuk bertandang, ke toko babeku. Pertama tama yang aku rasain senang dan aku cukup menikmatinya, karena aku jadi teringat masa kanak-kanakku dan teringat pertama kali menginjakkan kaki di bumi pulau dewata ini. Dan situ aku bertemu dengan banyak orang yang ternyata masih memperhatikan sosokku dan kedatanganku ditempat itu. Beberapa diantara mereka ada yang menyapaku dan menanyakan kabar dan sebagainya-sebagainya,ada pula yang hanya memandang saja dan aku yakin diotaknya penuh dengan pertanyaan, bukan karena aku Ge-Er tapi inilah pertanyaan yang sering aku dengar dan memang sudah menjadi kebiasaan manusia-manusia dilingkungan babeku. Pertanyaan yang meliputi siapa ini ? yang manakah ini ? tujuannya apa kesini ? dan mungkin juga ada pertanyaan yang sangat aku tidak suka sudah menikahkah ato belum ?

Tetap saja aku bisa menikmatinya apapun yang terjadi dilingkungan itu. Untuk dapat berkomunikasi dengan orang-orang disitu, aku pesen lumpia sambil ngobrol-ngobrol obrolan masyarakat pada umumnya masyarakat indonesia yang biasa dibilang kaum bawah, dan dilanjutkan dengan makan es campur yang lumayan enak, karena ada rumput lautnya yang seger ditambah tukang es-nya yang ramah dan sopan. Aku salut dengan orang-orang yang menurut pandangan sosiologi dan antropologi mereka ini adalah termasuk kelas ato golongan masyarakat bawah, tapi sebagai manusia mereka telah melaksanakan kewajibannya, yaitu bekerja sebisanya untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

Bayangkan, pekerjaan apa yang bisa mereka lakukan kalau tidak berjualan es campur,lumpia, buah yang dipotong-potong kemudian dibungkus plastik, batagor dsbnya. Selama ini karena pemerintah terdahulu dan masih berlangsung sampe sekarang  efek darinya menciptakan budaya yang tidak mencerdaskan masyarakatnya. Sehingga ya wajar saja kalau sebagian besar masyarakat kita melakukan pekerjaan yang dianggap para pencipta dan penganalisa strata dalam masyarakat adalah pekerjaan kelas bawah. Tapi semua itu aku anggap wajar saja, itulah fakta yang ada dan yang memang sudah terjadi, berlangsung selama ini. Aku menghargai mereka karena jika aku harus melakukan hal yang seperti mereka lakukan pasti tidak sanggup, padahal kalau dilihat dari segi atau nilai kemanusiaan mempunyai nilai yang sangat tinggi sekali. Karenalah itulah tulisan inipun ada.

Kembali ke cerita setelah aku menyelesaikan makan lumpia dan es campur disertai dengan ngobrol2 ringan tapi penuh arti buat aku, aku berjalan menuju toko ato kios babeku. Beberapa menit aku melangkah ada seorang laki-laki yang usianya kurang lebih sama dengan aku menyapa dan menanyakan ” dari mana dan tumben datang kemari ? ” aku berfikir wah ini pertanyaan sepele tapi susah juga jawabnya buat seorang aku, akhirnya aku punya jawaban yang lucu, ringan, tapi ngena, ” dari rumah dan aku kemari mau berbakti hehehehe …..” diapun juga ikut tertawa karena memang orang ini cukup mengenal babeku dan tau hubunganku dengan babeku seperti apa. Akhirnya sampelah aku ditempat tujuan yaitu toko babeku, sampe disana toko itu masih banyak pengunjung yang hanya sekedar tanya2 saja dan ada juga yang berminat untuk membeli. Aku masuk dan melihat-liat barang-barang yang bisa aku ambil gambarnya dan aku masukin dalam blogku yang satunya lagi  dengan tema djualan. Saat aku meliat-liat itu telingaku dengan otomatis mendengar semua pembicaraan mereka, diawal-awal aku tidak ada masalah dengan pembicaraan mereka, kemudian babeku menunjukkan sebuah benda yang bentuknya abstrak, salah seorang dari mereka menanyakan arti dari bentuk itu kemudian babeku menjelaskan arti dari bentuk itu, telingaku dengan tanpa disengajapun mendengarkan satu persatu kata-kata yang diucapkan oleh babeku karena jarak posisiku dan mereka memang tidak jauh hanya sejengkal didalam ruangan 4 x 4 m2. Kemudian sampelah kata perkata yang aku dengarkan itu terdapat kata-kata menjadi  kalimat akhirnya menjadi paragraf sangat tidak enak didengar oleh telingaku yang masuk dalam hatiku kemudian naik ke otakku. Otakku langsung merespon dengan negatif dan muncul dihatiku dengan nagatif pula, akhirnya timbulnya badmood dengan niatku untuk berbakti, marahlah yang ada, tapi ekspresi dari badmoodku itu tidak terlihat buruk karena aku bisa menyimpan dan menutupi dengan sedikit baik. Aku hanya bisa diam saja. Akhirnya inti dari tujuan datang kesitupun bisa aku lakukan selain niat berbakti yaitu mengambil foto-foto barang-barang ditoko babeku. Selesai mengambil foto-foto itu jam sudah menunjukkan waktunya untuk pulang kerumah buat babeku, karena dia bawa mobil dan menyupiri sendiri dengan kondisi mata yang tidak jelas jarak pandangnya hanya dapat melihat 5 meter, aku tidak dapat mencegahnya karena memang babeku orangnya keras kepala sekali. Aku hanya bisa berdoa agar semuanya baik-baik saja dan selamat dijalan sampe tujuan.

Kitapun tutup toko, sambil menutup toko dia bilang ke aku, kalau dia ini akan mampir kepasar dulu untuk beli buah pepaya dan tomat, pepaya buah untuk dia dan tomat untuk aku, kondisi dia yang seperti itu otamatis ga mungkinlah aku membiarkan untuk melakukannya sendiri aku memaksa dia biar aku saja yang pergi kepasar, bapak pulang saja, itu cetusku :). Diapun mengiyakan dan bergegaslah aku berangkat duluan. Dalam hati aku ragu dan berkata bisa tidaknya ya aku belanja sendiri karena aku jarang sekali belanja sendiri, tapi aku jawab sendiri pula, bisa. Sampe dipasar ….. bersambung ditulisan berikutnya, karena akan panjang pula ceritanya 🙂

Tinggalkan komentar